JEMBER - Ramainya aksi demonstrasi yang sempat menjadi perhatian masyarakat nasional beberapa waktu lalu, dipastikan tidak ada keterlibatan eks narapidana terorisme. Terlebih eks narapidana terorisme yang sudah aktif, menjadi mitra deradikalisasi di Jember. Mereka sudah aktif menjalankan kegiatan perekonomian produktif, di Warung NKRI yang ada di Jalan Karimata Jember.
Pernyataan itu disampaikan perwakilan Direktorat Deradikalisasi Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT), Nurhabib Fauzi, saat ditemui di Warung NKRI Jember, Kamis (4/9) siang. Dia menyampaikan sengaja datang ke Jember untuk melakukan kontroling, di tengah dinamisnya demokrasi di beberapa daerah. “Hasilnya kami pastikan, aksi demonstrasi di Jember tidak ada keterlibatan eks narapidana teroris, yang sudah menjadi mitra deradikalisasi daerah," ungkapnya.
Kepastian bahwa aksi demonstrasi di Jember tidak ada kaitannya dengan eks narapidana terorisme, juga ditegaskan Kasubnit Intlejen Satgaswil Jatim Densus 88, Kompot Totok Suharto. “Di Jember ada dua eks narapidana teroris yang sudah menjadi mitra deradikalisasi. Mereka bukan hanya mitra, tetapi sudah kami anggap saudara. Sehingga kami terkoneksi, bahwa mereka tidak terlibat dalam aksi demonstrasi yang ramai kemarin,” tegasnya.
Seperti yang disampaikan Nurhabib Fauzi, bahwa dua orang mitra deradikalisasi yang ada di Jember, termonitor aktif mengikuti kegiatan produktif di Jember. Bahkan saat peringatan HUT Kemerdekaan Republik Indonesia pada tanggal 17 Agustus 2025 kemarin, eks narapidana teroris itu ikut dalam upacara bendera bersama Bupati Fawait di Alun-alun Jember.
Pun demikian kata Totok Suharto, dua orang eks narapidana teroris yang tinggal di Jember, juga sudah kembali hidup layaknya masyarakat umum. Bahkan saat dijumpai, keduanya sudah bekerja di kafe dan tempat cucian mobil bertajuk “Warung NKRI”, yang ada di Jalan Karimata, Sumbersari, Jember. “Ada kesibukan ekonomi produktif, di Warung NKRI Jember,” imbuhnya.
Perlu diketahui, Warung NKRI yang dimaksud merupakan konsep social entrepreneur yang digagas Sonny Agus Setiawan. Warung NKRI itu merupakan akronim dari Wadah Akur Rukun Usaha Nurani Gelorakan (WARUNG) NKRI. Merupakan sebagai sarana dalam mewujudkan kemandirian ekonomi.
Kepada media ini saat diwawancara, Sonny menyampaikan bahwa salah satu motif radikalisme karena persoalan ekonomi. Berangkat dari keyakinan tersebut, social entrepreneur Warung NKRI yang dijalankannya itu, diharapkan mampu menangkal eks narapidana tororisme kembali terjerumus ke jalan yang tidak benar. “Kami libatkan mereka dengan pendekatan persaudaraan,” ujarnya.
Sehingga saat ramainya gelombang aksi demonstrasi terjadi, Sonny pun mengaku tidak mengkhawatirkan, bahwa mitra deradikalisasi yang dibimbingnya ikut-ikutan menggelar demonstrasi. “Saya pastikan aksi demonstrasi di Jember, merupakan aksi mahasiswa yang tidak ada keterlibatan mitra deradikalisasi yang terus kami khawal,” tegasnya.
Sebagai sosok organisatoris, Sonny menghargai sikap idealisme para aktivis mahasiswa yang menggelar aksi demonstrasi di Jember. Dia juga tidak meragukan kekritisan mahasiswa, saat menyampaikan aspirasi. Namun dia juga tetap menitipkan pesan, agar para mahasiswa di Jember, tidak mudah terprovokasi dan ditumpangi kepentingan memcahbelah bangsa. (*)