BANDUNG – Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto, menegaskan pentingnya menjaga independensi ruang-ruang ilmiah dari campur tangan politik saat berbicara di hadapan ribuan akademisi dalam Konvensi Sains, Teknologi, dan Industri Indonesia (KSTI) 2025 yang digelar di Institut Teknologi Bandung (ITB), Kamis (7/8).
“Ini forum ilmiah, jangan dipelintir, jangan dipolitisasi. Kita sedang bicara tentang ilmu pengetahuan, tentang sains dan teknologi,” ujar Presiden Prabowo saat memberi keterangan pers usai menghadiri acara.
Dalam pidato pembukanya, Prabowo menyampaikan pandangan strategis mengenai pentingnya riset dan inovasi sebagai fondasi kemajuan bangsa. Lebih dari 2.000 ilmuwan, dosen, dan mahasiswa program doktoral dari berbagai negara hadir dalam forum ilmiah nasional terbesar yang pernah digelar di Indonesia.
KSTI 2025 sendiri merupakan forum strategis yang digagas langsung oleh Presiden Prabowo sebagai upaya menyatukan para ilmuwan Indonesia—baik dari dalam maupun luar negeri—untuk menyusun arah dan prioritas riset nasional ke depan.
Dalam sambutannya, Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi, Brian Yuliarto, menekankan bahwa konvensi ini adalah momentum penting dalam menciptakan sumber daya manusia unggul berbasis penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi.
“Kita harus membangun SDM unggul agar Indonesia siap menghadapi tantangan global dan mewujudkan pemerataan ekonomi,” ujar Brian.
Konvensi KSTI 2025 menegaskan komitmen pemerintahan Prabowo terhadap pengembangan sains dan teknologi sebagai bagian tak terpisahkan dari agenda besar menuju Indonesia Emas 2045. Selama hampir dua jam, Presiden berdialog secara terbuka dengan para peserta, membahas berbagai isu strategis di bidang riset dan pengembangan.
Dengan pendekatan terbuka dan inklusif, forum ini diharapkan menjadi titik tolak bagi terbangunnya ekosistem riset nasional yang kuat, kolaboratif, dan berdaya saing global.[]