NGANJUK – Hujan deras yang mengguyur wilayah Kabupaten Nganjuk dan daerah hulu Sungai Brantas pada Kamis malam, 6 Maret 2025, mengakibatkan Jembatan Lama Kertosono roboh sekitar pukul 21.00 WIB.
Jembatan ini merupakan penghubung utama antara Desa Pelem, Kecamatan Kertosono, Kabupaten Nganjuk, dan Desa Bandar Kedungmulyo, Kecamatan Perak, Kabupaten Jombang.
Runtuhnya jembatan diduga kuat disebabkan oleh fenomena scouring atau penggerusan tanah secara terus-menerus di bagian dasar pilar jembatan akibat derasnya arus sungai.
Hal ini disampaikan oleh Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Nganjuk sekaligus Manajer Pusdalops PB, Goenarto, dalam keterangannya, Rabu (30/7/2025).
“Berdasarkan hasil pengecekan di lapangan, penyebab keruntuhan bukan karena beban berlebih atau usia struktur, melainkan scouring yang merusak stabilitas fondasi pilar,” ujar Goenarto.
Jembatan Lama Kertosono, yang juga memiliki nilai historis bagi masyarakat, selama ini menjadi jalur vital bagi aktivitas sosial dan ekonomi warga antarwilayah. Kini, pasca runtuhnya struktur, akses kedua desa terputus total.
Meski tidak ada korban jiwa dalam insiden ini, kerugian materiil masih dalam proses pendataan oleh pihak berwenang. Sementara itu, BPBD Nganjuk bersama TNI, Polri, dan pemerintah desa telah melakukan penanganan darurat berupa assessment lapangan, koordinasi lintas sektor, serta pemasangan rambu peringatan di sekitar lokasi kejadian.
Sebagai solusi sementara, pemerintah daerah tengah mengusulkan pembangunan jembatan darurat guna memulihkan konektivitas warga, sembari menyiapkan rencana pembangunan jembatan permanen yang baru.[]