SITUBONDO — Warga pesisir Desa Sletreng, Kecamatan Kapongan, digemparkan oleh penemuan bangkai paus raksasa yang terdampar di perairan setempat pada Jumat (25/07/2025) pagi.
Temuan ini pertama kali dilaporkan oleh Riko Aldianto (31), seorang nelayan asal desa tersebut.
Riko mengisahkan bahwa ia bersama dua rekannya berangkat melaut sekitar pukul 05.00 WIB menggunakan perahu kecil untuk memancing seperti biasa.
Namun, sekitar enam kilometer dari bibir pantai, mereka dikejutkan oleh sosok besar yang mengambang di permukaan laut.
“Saat mau mulai mancing, saya lihat ada bangkai paus besar yang sudah busuk. Warnanya hitam dan panjangnya lebih dari 20 meter,” ujar Riko kepada awak media.
Awalnya, bangkai paus tersebut berada cukup jauh dari garis pantai. Namun, akibat arus laut dan tiupan angin kencang, posisinya kini hanya berjarak sekitar 200 meter dari daratan Desa Sletreng.
Keberadaan bangkai itu sontak menjadi tontonan warga yang berbondong-bondong datang ke lokasi.
Puluhan warga tampak memadati tepi pantai untuk menyaksikan langsung bangkai mamalia laut tersebut.
Paus yang sudah membusuk itu mengeluarkan bau menyengat, dengan kondisi kulit yang mulai mengelupas dan bagian kepala yang telah memutih—menandakan bahwa kematiannya terjadi beberapa hari lalu.
Hingga kini, penyebab pasti kematian paus tersebut belum diketahui.
Sejumlah warga berspekulasi bahwa paus itu terdampar, sementara yang lain menduga hewan itu mungkin mengalami sakit atau bertabrakan dengan kapal besar.
Sayangnya, hingga berita ini diturunkan, belum terlihat adanya respons dari instansi terkait seperti Dinas Kelautan maupun Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA).
Warga berharap pemerintah segera turun tangan untuk menangani bangkai tersebut agar tidak mencemari lingkungan pesisir.
Kejadian serupa ternyata bukan yang pertama di wilayah ini. Dalam beberapa tahun terakhir, perairan utara Situbondo tercatat pernah menjadi lokasi terdamparnya bangkai paus, yang sempat menjadi perhatian publik secara nasional.
Para nelayan dan warga berharap kejadian ini dapat ditangani dengan cepat dan bijak, guna mencegah dampak buruk terhadap lingkungan maupun kesehatan masyarakat sekitar.[]
